Iman
secara bahasa berarti percaya atau yakin. Secara istilah, iman
berarti membenarkan dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan
membuktikan dengan amal perbuatan.Orang yang beriman disebut
mukmin.
Seseorang yang menyakini Allah Swt. sebagai tuhannya, ia setiap saat menyadari bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya pasti diketahui oleh Allah Swt. dan orang itu selalu berusaha agar yang ia kerjakan mendapatkan keridhaan di sisinya. Hal ini karena keimanan kepada Allah Swt. harus meliputi tiga unsur, yaitu keyakinan dalam hati, ikrar dalam lisan, dan pembuktian dengan anggota badan.
Seseorang yang menyakini Allah Swt. sebagai tuhannya, ia setiap saat menyadari bahwa segala sesuatu yang dikerjakannya pasti diketahui oleh Allah Swt. dan orang itu selalu berusaha agar yang ia kerjakan mendapatkan keridhaan di sisinya. Hal ini karena keimanan kepada Allah Swt. harus meliputi tiga unsur, yaitu keyakinan dalam hati, ikrar dalam lisan, dan pembuktian dengan anggota badan.
Iman
kepada Allah Swt. juga merupakan rukun iman yang pertama. Umar bin
Khattab menjelaskan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Iman
ialah bahwa engkau beriman kepada Allah Swt., kepada malaikatnya,
kepada kitab-kitabnya, kepada rasul-rasulnya, kepada hari kiamat, dan
kepada qadar yang baik dan yang buruk.” (H.R.
Muslim). Berikut ini dalil dalam al-qur’an yang menjelaskan tentang keesaan
Allah Swt. dan anjuran untuk beriman kepadanya.
- Surat al-Ikhlas ayat 1-4
Artinya : “ Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa (1). Allah tempat meminta segala sesuatu (2). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan (3). Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (4)’.” (Q.S. al-ikhlas [112] ayat 1-4)
- Surat an-Nisa ayat 136
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada kitab (Al-qur’an) yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (Q.S. an-Nisa [4] ayat 136)
Untuk
memahami adanya Allah Swt. dapat kita lakukan dengan dua cara yaitu
dengan memperhatikan firman Allah Swt. secara langsung melalui
ayat-ayat Al-qur’an (ayat qauliyah), dan dengan memperhatikan
peristiwa yang terjadi di alam ini (ayat kauniyah). Dengan Akan
tetapi, kita tidak perlu memikirkan bentuk atau ukuran Allah Swt.
Al-qur’an menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah Swt.
yaitu dalam Surat asy-Syura ayat 11
Artinya : “ (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.”
B. SIFAT-SIFAT ALLAH
Swt. DALAM AYAT-AYAT
AL-QUR’AN
AL-QUR’AN
1. Wujud
Wujud
berarti ada, lawannya adalah tidak ada atau adam. Dalil yang
menjelaskan tentang sifat wujud adalah surat al-Mu’minun ayat
78-80.
Artinya : “ Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur (78). Dan Dialah yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan (79). Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pergantian malam dan siang Tidakkah kamu mengerti ? (80). ”
2. Qidam
Qidam
berarti dahulu, kebalikannya hudus yang artinya baru. Hal ini
ditegaskan dalam ayat seperti berikut.
Artinya : “ Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. ” (Q.S. al-Hadid [57] ayat 3)
3. Baqa’
Baqa’ berarti kekal
dan abadi. Kebalikan dari sifat baqa’ adalah fana’ atau rusak.
Dalil yang menjelaskan tentang sifat baqa’ yaitu :
Artinya : “ Semua
yang ada di bumi itu akan binasa (26). Dan tet3ap kekal Wajah Tuhanmu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (27). ” (Q.S. ar-Rahman [55]
ayat 26-27)
4. Mukhalafatu
Lilhawadisi
Sifat
mukhalafatu lilhawadisi menunjukkan bahwa Allah Swt. berbeda dengan
makhluknya. Sifat mustahilnya yaitu mumasalatu lilhawadisi yang
berarti sama dengan makhluknya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam
ayat yang berbunyi :
Artinya : . . . . Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan dia, dan dia yang Maha Mendengar, maha melihat. ” (Q.S. asy-Syura [42]: 11)
5. Qiyamuhu
Binafsihi
Allah Swt. bersifat
qiyamuhu binafsihi yang artinya berdiri sendiri. Kebalikannya adalah
sifat qiyamuhu bigairih yang berarti membutuhkan pihak lain. Dalil
yang menjelaskan tentang sifat ini yaitu sebagai berikut.
Artinya :
“Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.” (Q.S. Ali Imran [3]
ayat 2)
6. Wahdaniyyah
Wahdaniyyah
berarti Esa. Keesaan Allah Swt. menunjukkan bahwa dia tidak bersifat
terhitung atau ta’addud. Dalil yang menjelaskan tentang sifat ini
yaitu sebagai berikut.
Artinya : “ Katakanlah (Muhammad) : ‘ Dialah Allah Yang Maha Esa’. ” (Q.S. al-Ikhlas [112] ayat 1)
7. Qudrat
Sifat Qudrat berarti
Kuasa. Kekuasaan Allah Swt. tidak terbatas. Kebalikannya adalah ajzun
yang berarti lemah. Dalil yang menjelaskan tentang sifat ini adalah
sebagai berikut.
Artinya : “. . . . Sungguh Allah Swt. Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S al-baqarah [2] ayat 20)
8. Iradat
Iradat
berarti berkehendak. Sifat mustahilnya adalah karahah yang artinya
terpaksa. Dalil yang menjelaskan tentang sifat Iradat Allah Swt.
adalah sebagai berikut.
Artinya : “ Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “ Jadilah ! ” maka terjadilah itu. ” (Q.S. Yasin [36] ayat 82)
9.
Ilmu
Ilmu
berarti Mengetahui, sifat mustahilnya adalah jahlun atau bodoh. Dalil
yang menjelaskan sifat ilmu adalah sebagai berikut.
Artinya : “ . . . . Padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. al-Hujurat [49] ayat 16)
10. Hayat
Hayat
berarti hidup, sifat mustahilnya adalah maut atau mati. Dalil yang
menjelaskan tentang sifat hayat yang dimiliki oleh Allah Swt. adalah
sebagai berikut.
Artinya : “Allah, tiada Tuhan melainkan Dia yang Maha Kekal lagi terus menerus mengurus makhlukNya, tidak mengantuk dan tidak tidur. ” (Q. S. al-Baqarah [2] ayat 255)
11. Sama’
Sama’
artinya mendengar. Kemampuannya mendengar tidak terbatas. Bahkan,
suara apa pun yang muncul dari makhluknya mampu didengar oleh Allah
Swt. Sifat mustahilnya adalah summun yang berarti tuli. Dalil yang
menjelaskan sifat sama’ Allah Swt. adalah sebagai berikut.
Artinya : “ . . . . Dan Allah maha mendengar, dan maha mengetahui. ” (Q.S. al-Maidah [5] ayat 76)
12. Basar
Basar
berarti melihat, sifat mustahilnya adalah umyun yang berarti buta.
Dalil yang menjelaskan tentang sifat ini adalah sebagai berikut.
Artinya : “ . . . . Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. ” (Q.S. al-Hujurat [49] ayat 18)
13. Kalam
Kalam
berarti berfirman atau berkata, sifat mustahilnya adalah bukmun yang
berarti bisu. Dalil yang menjelaskan sifat Kalam adalah sebagai
berikut.
Artinya
: “ . . . . Dan Kepada Musa, Allah berfirman langsung. ” (Q.S.
an-Nisa [4] ayat 164)
Contoh Iman Kepada Allah
mintak izin copy ya
BalasHapus