Shalat merupakan salah satu perintah Allah Swt. dan rasulnya yang harus kita taati. Menunaikan shalat berarti menaati perintah Allah Swt. Dalam bab ini kita akan mempelajari perilaku terpuji.
A.
TAWADU
1.
Pengertian dan Contoh Tawadu
Tawadu
artinya sikap rendah hati. Sikap ini merupakan sikap seseorang yang
tidak ingin menonjolkan diri dengan sesuatu yang ada pada dirinya.
Orang yang bersikap tawadu senantiasa ingat bahwa semua yang ada
padanya adalah milik Allah Swt. semata. Oleh karena itu, seorang yang
bersifat tawadu tidak akan menghina orang lain dengan apa pun yang
diamanatkan Allah Swt. kepadanya.
Cara
bicara orang yang mempunyai sikap tawadu senantiasa lembut dan
merendah sekaligus memiliki rasa percaya diri yang kuat. Ia selalu
berusaha berbuat yang terbaik tanpa ingin kebaikannya diketahui orang
lain. Ia lebih suka menyampaikan kebaikan orang lain dari pada
keburukannya. Ia tidak tersinggung atau marah saat orang lain
menyampaikan keburukannya kepadanya. Ia selalu membaca istigfar jika
ada kritikan kepadanya.
Sikap
Tawadu berbeda dengan sikap rendah diri. Rasa rendah diri berasal
dari ketidakmampuan memandang dirinya dan orang lain dengan benar.
Ketidakmampuan itu menyebabkan orang yang rendah diri salah menilai
dirinya tidak baik, tidak mampu, tidak tampan atau cantik, dan lebih
pantas untuk sesuatu hal. Oleh karena itu, orang yang salah menilai
diri cenderung merasa minder, tidak mampu, dan tidak percaya diri.
Selain berbeda dengan rendah diri, sikap tawadu merupakan kebalikan
dari sikap sombong.
Sikap
sombong muncul dari kesalahan menilai diri sebagai lebih baik, lebih
mampu, lebih kaya, atau rasa lebih lainnya. Orang yang sombong merasa
bahwa kelebihan yang ada padanya semata merupakan hasil kerja yang ia
lakukan. Ia tidak melihat kehadiran Allah Swt. dalam kehidupannya.
Dengan pandangan seperti itu, wajar jika orang sombong senang
membandingkan dirinya dengan orang lain. Saat ia melihat orang lain
lebih dari dirinya, ia merasa iri dan berbuat dengki. Sebaliknya, ia
menemukan orang yang ia rasa lebih rendah darinya, dia merasa tinggi
hati dan merendahkan orang lain. Allah berfirman :
Artinya : “ Dan
sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruknya suara adalah suara kedelai (Q.S. Luqman [31] ayat
19)
Contoh
perilaku tawadu yaitu Anisa
seorang anak yang cerdas dan senantiasa menjadi juara kelas. Anisa
tidak merasa sombong atau tinggi hati karena kecerdasannya. Ia
senantiasa membantu teman-temannya dengan belajar kelompok. Ia merasa
bahwa kecerdasannya merupakan karunia Allah Swt. yang harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
2.
Berperilaku Tawadhu dalam kehidupan sehari-hari
Sikap
tawadu membawa akibat yang baik, hal ini disampaikan oleh Rasulullah
saw. yang berarti “ Barang
siapa bersikap tawadu karena mencari rida Allah Swt. Allah akan
meninggikan derajatnya. Ia akan menganggap dirinya tiada berharga
namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat. Sebaliknya,
barang siapa menyombongkan dirinya, Allah akan menghinakan dirinya.
Ia menganggap dirinya terhormat padahal dalam pandangan orang lain ia
sangat hina . . . .
” Perilaku terpuji yang dapat menimbulkan sikap tawadhu yaitu :
a.
Menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan.
b.
Merasa cukup dengan karunia Allah Swt.
c.
Menyadari bahwa hanya Allah Swt. yang pantas untuk sommbong.
d.
Menyadari kelemahan manusia.
keutamaan sifat tawadhu ada dalam video di bawah ini.
B.
TAAT
1.
Pengertian dan Contoh sikap Taat.
Kata
taat berasal dari bahasa arab Ta’at yang berarti mengikuti atau
menuruti. Secara istilah taat berarti mengikuti dan menuruti
keinginan atau perintah dari luar diri kita. Dengan kata lain, taat
berarti tunduk dan patuh saat kita mendapat perintah atau larangan
untuk dihindari.
Contoh
perilaku taat yaitu Novi
duduk di kelas VII SMP Negeri 2. Sebagai seorang muslim, Novi
menunaikan shalat tepat waktu, menunaikan puasa ramadhan, dan puasa
sunnah. Semua yang diperintahkan Allah Swt. dilakukan oleh Novi, dan
semua larangannya ditinggalkannya.
2.
Berperilaku Taat Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam
islam terdapat tiga tingkatan objek ketaatan yaitu Allah Swt,
Rasulullah saw, dan ulul amri. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an
Surat an-Nisa [4] ayat 59.
Artinya : “ Wahai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulnya
(Muhammad saw), dan ulul amri diantara kamu . . . . ” (Q.S. an-Nisa
[4] ayat 59)
C.
QANAAH
1.
Pengertian dan Contoh Sifat Qanaah
Qanaah
merupakan sikap rela menerima atau merasa cukup dengan apa yang
didapat serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa
kekurangan yang berlebih-lebihan. Orang yang memiliki sikap qanaah
sadar bahwa untuk mencapai suatu keinginan, harus dilakukan dengan
usaha. Usaha yang dilakukan pun bukan sekedar berusaha tanpa
perencanaan dan kesungguhan. Ketika hasil dari usaha tersebut belum
sesuai dengan keinginan, orang ini menerimanya dengan ikhlas, rida,
dan lapang dada.
Sikap
Qanaah terkait erat dengan sikap syukur kepada Allah Swt.
Perbedaannya, sikap qanaah lebih menekankan rasa rela menerima
ketentuan Allah Swt. sementara syukur lebih menekankan rasa rela
menerima ketentuan Allah Swt. Contoh sikap qanaah adalah Arif
hendak mengikuti lomba badminton antar sekolah. Oleh karena itu, ia
berlatih keras dan tidak lupa memohon keberhasilan usahanya. Sewaktu
pertandingan berlangsung Arif berusaha sekuat tenaga untuk
memenangkan pertandingan. Dia mengeluarkan seluruh kemampuannya,
tetapi apa daya dia harus kalah. Kekalahan tersebut diterimanya
dengan lapang dada dan ikhlas.
2.
Berperilaku Qanaah dalam keseharian
Perilaku
qanaah dapat diterapkan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut.
a.
Bersyukur terhadap nikmat Allah Swt.
b.
Berusaha sekuat tenaga untuk menggapai keinginan.
c.
Menerima ketentuan Allah Swt. dengan ikhlas setelah usaha yang
maksimal.
d.
Mengingat dan memikirkan nikmat yang dikaruniakan Allah Swt. kepada
kita.
D. SABAR
1.
Pengertian dan Contoh Sabar
Sabar
artinya menahan diri dalam menanggung suatu penderitaan, baik dalam
menemukan sesuatu yang tidak diinginkan ataupun dalam bentuk
kehilangan sesuatu yang disenangi. Menurut al-Gazali, sabar berarti
suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya adalah
atas dorongan ajaran agama. Contohnya sakit yang tak kunjung sembuh.
2.
Berperilaku sabar dalam keseharian
Penerapan
perilaku sabar dalam kehidupan menyangkut dua hal yaitu :
a.
Sabar dalam Menghadapi Cobaan Hidup
Cobaan
hidup yang datang bisa berupa bencana, sakit, kematian, kemiskinan,
dll. Dalam keadaan seperti ini, kesabaran merupakan kunci untuk
menghadapinya. Berkaitan dengan perilaku sabar, Allah Swt. berfirman
: “ Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
Kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka berkata “ Inna lillahi wa inna
ilaihi rajiun ” (sesungguhnya kamu milik Allah dan kepada-nyalah
kami kembali). (Q.S. al-Baqarah [2] ayat 155-156)
b.
Sabar dalam menjalankan ketaatan Allah Swt.
Artikel yang bagus.
BalasHapusJangan lupa kunjungi www.refiza.com
Ada banyak souvenir cantik untuk pengajian, haji, pernikahan.
Good Job
BalasHapusMakasih atas pembelajarannya sangat berguna bagi saya , Makasih banyak
BalasHapusthank's you
BalasHapusMakasih ya kak artikelnya, udah ngebantu aku belajar buat UAS
BalasHapus