Jumat, 12 September 2014

TAWADU, TAAT, QANAAH, SABAR









Shalat merupakan salah satu perintah Allah Swt. dan rasulnya yang harus kita taati. Menunaikan shalat berarti menaati perintah Allah Swt. Dalam bab ini kita akan mempelajari perilaku terpuji.

A. TAWADU
1. Pengertian dan Contoh Tawadu
Tawadu artinya sikap rendah hati. Sikap ini merupakan sikap seseorang yang tidak ingin menonjolkan diri dengan sesuatu yang ada pada dirinya. Orang yang bersikap tawadu senantiasa ingat bahwa semua yang ada padanya adalah milik Allah Swt. semata. Oleh karena itu, seorang yang bersifat tawadu tidak akan menghina orang lain dengan apa pun yang diamanatkan Allah Swt. kepadanya.
Cara bicara orang yang mempunyai sikap tawadu senantiasa lembut dan merendah sekaligus memiliki rasa percaya diri yang kuat. Ia selalu berusaha berbuat yang terbaik tanpa ingin kebaikannya diketahui orang lain. Ia lebih suka menyampaikan kebaikan orang lain dari pada keburukannya. Ia tidak tersinggung atau marah saat orang lain menyampaikan keburukannya kepadanya. Ia selalu membaca istigfar jika ada kritikan kepadanya.
Sikap Tawadu berbeda dengan sikap rendah diri. Rasa rendah diri berasal dari ketidakmampuan memandang dirinya dan orang lain dengan benar. Ketidakmampuan itu menyebabkan orang yang rendah diri salah menilai dirinya tidak baik, tidak mampu, tidak tampan atau cantik, dan lebih pantas untuk sesuatu hal. Oleh karena itu, orang yang salah menilai diri cenderung merasa minder, tidak mampu, dan tidak percaya diri. Selain berbeda dengan rendah diri, sikap tawadu merupakan kebalikan dari sikap sombong.
Sikap sombong muncul dari kesalahan menilai diri sebagai lebih baik, lebih mampu, lebih kaya, atau rasa lebih lainnya. Orang yang sombong merasa bahwa kelebihan yang ada padanya semata merupakan hasil kerja yang ia lakukan. Ia tidak melihat kehadiran Allah Swt. dalam kehidupannya. Dengan pandangan seperti itu, wajar jika orang sombong senang membandingkan dirinya dengan orang lain. Saat ia melihat orang lain lebih dari dirinya, ia merasa iri dan berbuat dengki. Sebaliknya, ia menemukan orang yang ia rasa lebih rendah darinya, dia merasa tinggi hati dan merendahkan orang lain. Allah berfirman :

Artinya : “ Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruknya suara adalah suara kedelai (Q.S. Luqman [31] ayat 19)
Contoh perilaku tawadu yaitu Anisa seorang anak yang cerdas dan senantiasa menjadi juara kelas. Anisa tidak merasa sombong atau tinggi hati karena kecerdasannya. Ia senantiasa membantu teman-temannya dengan belajar kelompok. Ia merasa bahwa kecerdasannya merupakan karunia Allah Swt. yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. 
2. Berperilaku Tawadhu dalam kehidupan sehari-hari
Sikap tawadu membawa akibat yang baik, hal ini disampaikan oleh Rasulullah saw. yang berarti “ Barang siapa bersikap tawadu karena mencari rida Allah Swt. Allah akan meninggikan derajatnya. Ia akan menganggap dirinya tiada berharga namun dalam pandangan orang lain ia sangat terhormat. Sebaliknya, barang siapa menyombongkan dirinya, Allah akan menghinakan dirinya. Ia menganggap dirinya terhormat padahal dalam pandangan orang lain ia sangat hina . . . . ” Perilaku terpuji yang dapat menimbulkan sikap tawadhu yaitu :
a. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan.
b. Merasa cukup dengan karunia Allah Swt.
c. Menyadari bahwa hanya Allah Swt. yang pantas untuk sommbong.
d. Menyadari kelemahan manusia.
keutamaan sifat tawadhu ada dalam video di bawah ini.
 


B. TAAT
1. Pengertian dan Contoh sikap Taat.
Kata taat berasal dari bahasa arab Ta’at yang berarti mengikuti atau menuruti. Secara istilah taat berarti mengikuti dan menuruti keinginan atau perintah dari luar diri kita. Dengan kata lain, taat berarti tunduk dan patuh saat kita mendapat perintah atau larangan untuk dihindari.
Contoh perilaku taat yaitu Novi duduk di kelas VII SMP Negeri 2. Sebagai seorang muslim, Novi menunaikan shalat tepat waktu, menunaikan puasa ramadhan, dan puasa sunnah. Semua yang diperintahkan Allah Swt. dilakukan oleh Novi, dan semua larangannya ditinggalkannya.
2. Berperilaku Taat Dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam islam terdapat tiga tingkatan objek ketaatan yaitu Allah Swt, Rasulullah saw, dan ulul amri. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat an-Nisa [4] ayat 59.


Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulnya (Muhammad saw), dan ulul amri diantara kamu . . . . ” (Q.S. an-Nisa [4] ayat 59)

C. QANAAH
1. Pengertian dan Contoh Sifat Qanaah
Qanaah merupakan sikap rela menerima atau merasa cukup dengan apa yang didapat serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kekurangan yang berlebih-lebihan. Orang yang memiliki sikap qanaah sadar bahwa untuk mencapai suatu keinginan, harus dilakukan dengan usaha. Usaha yang dilakukan pun bukan sekedar berusaha tanpa perencanaan dan kesungguhan. Ketika hasil dari usaha tersebut belum sesuai dengan keinginan, orang ini menerimanya dengan ikhlas, rida, dan lapang dada.
Sikap Qanaah terkait erat dengan sikap syukur kepada Allah Swt. Perbedaannya, sikap qanaah lebih menekankan rasa rela menerima ketentuan Allah Swt. sementara syukur lebih menekankan rasa rela menerima ketentuan Allah Swt. Contoh sikap qanaah adalah Arif hendak mengikuti lomba badminton antar sekolah. Oleh karena itu, ia berlatih keras dan tidak lupa memohon keberhasilan usahanya. Sewaktu pertandingan berlangsung Arif berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan pertandingan. Dia mengeluarkan seluruh kemampuannya, tetapi apa daya dia harus kalah. Kekalahan tersebut diterimanya dengan lapang dada dan ikhlas.
2. Berperilaku Qanaah dalam keseharian
Perilaku qanaah dapat diterapkan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Bersyukur terhadap nikmat Allah Swt.
b. Berusaha sekuat tenaga untuk menggapai keinginan.
c. Menerima ketentuan Allah Swt. dengan ikhlas setelah usaha yang maksimal.
d. Mengingat dan memikirkan nikmat yang dikaruniakan Allah Swt. kepada kita.

D. SABAR
1. Pengertian dan Contoh Sabar
Sabar artinya menahan diri dalam menanggung suatu penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak diinginkan ataupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi. Menurut al-Gazali, sabar berarti suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu yang tumbuhnya adalah atas dorongan ajaran agama. Contohnya sakit yang tak kunjung sembuh.
2. Berperilaku sabar dalam keseharian
Penerapan perilaku sabar dalam kehidupan menyangkut dua hal yaitu :
a. Sabar dalam Menghadapi Cobaan Hidup
Cobaan hidup yang datang bisa berupa bencana, sakit, kematian, kemiskinan, dll. Dalam keadaan seperti ini, kesabaran merupakan kunci untuk menghadapinya. Berkaitan dengan perilaku sabar, Allah Swt. berfirman : “ Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, Kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “ Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun ” (sesungguhnya kamu milik Allah dan kepada-nyalah kami kembali). (Q.S. al-Baqarah [2] ayat 155-156)
b. Sabar dalam menjalankan ketaatan Allah Swt.

5 komentar:

  1. Artikel yang bagus.
    Jangan lupa kunjungi www.refiza.com
    Ada banyak souvenir cantik untuk pengajian, haji, pernikahan.

    BalasHapus
  2. Makasih atas pembelajarannya sangat berguna bagi saya , Makasih banyak

    BalasHapus
  3. Makasih ya kak artikelnya, udah ngebantu aku belajar buat UAS

    BalasHapus