Kakbah merupakan kiblat umat Islam dalam
melaksanakan shalat. Kakbah dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim dan Ismail,
putranya. Pada tempat berdirinya Kakbah inilah nabi Muhammad saw. lahir dan
dibesarkan.
A.
Mekkah Sebelum Kelahiran Muhammad
Mekkah,
sebuah kota yang terletak di lembah kering dan dikelilingi bukit-bukit karang
yang tandus. Di kota inilah nabi Muhammad saw. lahir. Nabi Muhammad merupakan
warga Ma’la, beliau lahir dan menetap disana hingga tiba saatnya hijrah ke
madinah. Suku Quraisy berasal dari keturunan Nabi Ismail.
Sebelum
kedatangan islam, di Mekkah tidak ada kerajaan atau negara. Keimanan yang
diwarisi dari Nabi Ibrahim telah mengalami penyimpangan. Masyarakat jahiliah
memercayai bahwa Allah adalah tuhan. Akan tetapi, mereka juga menyakini bahwa
berhala-berhala itu juga tuhan. Mereka mempercayai bahwa berhala atau batu-batu
itu dapat mengabulkan keinginan.
Jika
batu tersebut tidak dapat dikabulkan, batu tersebut akan memberi tahu Allah
swt. Selanjutnya Allah yang turun tangan. Begitulah kepercayaan yang dianut
oleh kaum jahiliyah. Pada saat itu, di kota Mekkah berlaku hukum rimba, siapa
yang kuat dialah yang menang. Pada masa itu, peperangan dan perselisihan antar
sekutu sering terjadi.
B.
MASA KELAHIRAN HINGGA KERASULAN MUHAMMAD
Nabi
Muhammad lahir dari seorang ayah yang bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan
ibunya bernama Siti Aminah binti Wahhab bin Abdul Manaf. Abdullah adalah
seorang pedagang. Dalam perjalanan berdagang Abdullah sakit, kemudian wafat.
Pada saat itu Aminah sedang mengandung Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad lahir
di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah yang bertepatan dengan 20
April 570 M. Abdul Muttalib memberi nama cucunya Muhammad, Abdul Muttalib berharap
cucunya kelak menjadi orang yang terpuji.
Pada
saat bayi, beliau diasuh oleh Siti Aminah dan disusui oleh Halimah as-Sadiyah.
Halimah berasal dari suku Saad yang tinggal di pengunungan. Pada suatu hari
Aminah mengajak Muhammad berziarah ke pusara Abdullah. Mereka didampingi oleh
Ummu Aiman. Setelah selesai, mereka pulang sambil bersilaturahmi dengan sanak
saudara. Setiba di desa Abwa, Aminah jatuh sakit kemudian wafat dan dimakamkan
di desa tersebut.
Nabi
Muhammad telah menjadi yatim piatu dalam usia 6 tahun. Selanjutnya, Muhammad
diasuh oleh Abdul Muttalib, kakeknya. Tidak lama berselang, Abdul Muttalib pun
wafat. Nabi Muhammad kemudian diasuh oleh Abu Thalib, pamannya. Nabi Muhammad
pun membantu pamannya berdagang. Beliau turut dalam kafilah dagang menuju
negeri Syam.
Dalam
perjalanan dagang, Nabi Muhammad selalu dinaungi oleh segumpal awan. Dalam
perjalanan tersebut, rombongan menginap di rumah pendeta yang bernama Buhariah.
Muhammad tumbuh menjadi seorang pemuda yang jujur dan berbudi pekerti luhur.
Kejujuran
Muhammad dalam berdagang menyebabkan barang dagangan yang dibawanya cepat laku.
Rasa simpati Khadijah yang telah tumbuh semenjak pertemuan pertama semakin
besar. Akhirnya Khadijah melamar Muhammad melalui Nufaisya binti Munya, saudara
sepupunya. Tidak lama berselang pernikahan Muhammad dan Khadijah digelar.
Setelah
menikah, Nabi Muhammad mendapat kesempatan untuk turut serta mengaktifkan Hilful Fudul. Melalui Hildul Fudul
Muhammad memerdekakan budak-budak. Setiap bulan Ramadhan, Muhammad menyendiri untuk
mencari hakikat kebenaran. Dalam kesendiriannya Muhammad menyadari bahwa
kaumnya telah tersesat dan jauh dari jalan kebenaran.
Tatkala
Muhammad saw. sedang tertidur di Gua Hira, tiba-tiba datanglah malaikat dengan
membawa lembaran. Malaikat itu berkata kepada Muhammad, “ Iqro’ !” Muhammad terkejut dan
menjawab “ Saya tidak dapat membaca ”. Selajutnya, malaikat itu pun berkata :
Artinya : “ Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu
yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang maha mulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan pena. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-Alaq ayat 1-5) ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar